
PROFESI-UNM.COM – Hari pertama Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD) 2024 yang diselenggarakan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) menghadirkan St. Aminah, seorang jurnalis Tribun Timur untuk menjelaskan cara menjadi jurnalis profesional. Mulai dari teknik meriset hingga cara penulisan berita dipaparkan pada materi yang berlangsung di Gedung Bahasa Arab, Menara Pinisi UNM pada Kamis (19/9).
Ami, sapaannya menjelaskan bahwa untuk menjadi jurnalis profesional, dibutuhkan skill komunikasi yaitu wawancara untuk bisa menembus narasumber.
“Wawancara itu suatu proses komunikasi dua pihak yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tertentu dari narasumber. Wawancara ini juga butuh teknik komunikasi yang baik,” jelasnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ami juga mengungkapkan bahwa seorang jurnalis harus memahami tujuan wawancara bukan hanya untuk sekedar tanya dan menjawab, melainkan untuk mengumpulkan dan verifikasi data.
“Jadi, tujuan wawancara itu bukan hanya untuk sekedar tanya jawab dengan narasumber, tetapi sebelum kita wawancara dengan narasumber kita harus mengumpulkan data terlebih dahulu, riset topik secara mendalam, evaluasi, verifikasi fakta, dan serta jalin hubungan dengan narasumber itu perlu,” ungkapnya.
Kemudian, setelah menjelaskan mengenai tujuan wawancara, Ami selanjutnya membahas topik berita, mulai dari jenis berita serta unsur-unsur dalam membuat berita.
“Berita itu ada 3 jenis, yaitu straight news, features, serta in-depth news yang dimana merupakan investigasi dengan topik melalui riset secara mendalam. Kemudian unsur berita itu ada 5W dan 1H, yaitu What, Who, Where, When, Why, dan How,” paparnya.
Selanjutnya, Ami menjelaskan tentang bagaimana menjadi seorang jurnalis yang profesional. Mulai dari kode etik jurnalis hingga menentukan 5W+1H berita.
“Kode etik jurnalis itu meliputi independen, akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Jurnalis juga harus profesional, seperti menunjukkan identitas. Jurnalis juga berimbang dan tentunya tidak membuat berita bohong serta tidak menulis berita yang mengandung SARA. Penulisan berita juga harus menentukan 5W+1H dengan baik,” tuturnya. (*)
*Reporter: Sunan Jaya