PROFESI-UNM.COM – Nurlina Syahrir, Dekan Fakultas Seni dan Desain (FSD) Universitas Negeri Makassar (UNM) pentaskan pertunjukkan tari A’karena ri Benteng Pannyua, Rabu (28/8). Pementasan karya ini perdana digelar di Benteng Fort Rotterdam, Kota Makassar.
Tarian A’karena ri Benteng Pannyua ini berakar dari mitos atau tradisi Pakarena yang memperlihatkan bagaimana kesenian tari memiliki hubungan sejarah, sosial, budaya dan politik dengan Benteng Pannyua. Dalam pertunjukkan inilah digambarkan kondisi kehidupan Benteng Pannyua atau yang selama ini kita kenal Benteng Fort Rotterdam.
“Menceritakan tentang fungsi-fungsi Benteng di masa lalu. Dahulu tempat ini merupakan pusat pendidikan kemudian aktifitas sosial-politik serta lainnya. Yang intinya bagaimana tempat ini bisa menghidupi masyarakat sekitarnya,” tutur Nurlina yang juga merupakan salah satu seniman tari Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut, Alumni Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Ujung Pandang ini menjelaskan jika Tarian A’karena ri Benteng Pannyua merupakan hasil penelitian yang ia jalani dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). “Jadi karya ini kan adalah penelitian, selama dua tahun dari Kemenristekdikti. Di tahun pertama kita pakai sebagai penelitian, penguatan konsep. Kemudian di tahun kedua ini harus diwujudkan dalam bentuk karya,” ujarnya.
Terakhir, dirinya menambahkan bahwa selain dari mahasiswa FSD UNM, beberapa talenta yang ikut memeriahkan jalannya pertunjukkan ini merupakan alumni SMKI Ujung Pandang serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Pinisi Choir UNM yang mengisi vokal pementasan tersebut. Tak hanya itu, ia juga ikut menggaet seniman dari luar Sulawesi untuk membantunya menyukseskan pertunjukkan tari A’karena ri Benteng Pannyua.
“Ohiya, rata-rata kami dari alumni SMKI dan mahasiswa FSD, kemudian ada juga Pinisi Choir yang mengiringi vokal. Kemudian ada beberapa seniman dari luar Sulawasi yang turut bertanggung jawab dalam pementasasan ini,” tutupnya.
*Reporter: Muhammad Ilham Akbar. B