PROFESI-UNM.COM – Salah satu sarana ibadah di Kampus Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makasar (UNM) sedang dalam tahap perampungan. Sarana berupa masjid ini terletak tepat di samping gedung Dekanat FIP, Jalan Tamalate 1 Tidung Makassar. Sabtu (24/10)
Pembangunan masjid ini sebenarnya berjalan sejak tahun lalu, yaitu sebelum penyebaran wabah pandemi Covid-19 meluas. Lalu seiring berjalannya waktu kini sudah selesai 70% dan mulai memasuki tahap perampungan pembangunan.
Sebelumnya pembangunan ini atas intruksi Dekan FIP UNM, Abdul Saman. Dia menilai masjid yang saat ini digunakan yaitu Masjid Nurul Tarbiyah letaknya terlalu jauh yaitu di belakang kampus, sehingga tak jarang sering dikeluhkan oleh civitas. Maka dari itu Dia ingin membangun masjid dibagian depan fakultas agar para civitas lebih nyaman untuk pergi beribadah karena berjarak tidak terlalu jauh.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Reski Febrian, Salah satu pengurus masjid mengatakan bahwa perbedaannya untuk masjid yang sekarang dari segi desain, masjid ini lebih futuristik dibandingkan masjid sebelumnya dikarenakan masjid yang sebelumnya memang peralihan fungsional dari aula menjadi masjid sehingga arah kiblat, bangunan, dan tegelnya tidak selaras.
“Untuk kemudahan akses, masjid yang lama cukup sulit diakses oleh masyarakat kampus maupun masyarakat luar kampus karna posisinya berada dibelakang. Tapi masjid yang sekarang lebih mudah untuk diakses baik oleh masyarakat kampus maupun masyarakat luar kampus,”katanya.
Selaras dengan Reski, Akhmad mahasiswa Teknologi Pendidikan FIP UNM mengatakan desain masjid yang baru ini lebih mirip dengan masjid pada umumnya, dibandingkan desain masjid yang lama.
“Kalo yang dulu kelihatan ji tidak mirip masjid. Kalau luas bangunannya kayaknya samaji, masjid yang baru memang agak sempit di bagian dalam tapi ada terasnya,” ujarnya.
Mengenai kapan selesainya masjid ini, Dekan FIP UNM, Abdul Saman menyebut targetnya tahun ini sudah rampung pembangunannya. Namun tetap memerhatikan kondisi keuangan bila mencukupi maka akan diselesaikan, karena anggarannya sendiri kebanyakan berasal dari anggaran swadaya bukan anggaran pemerintah.
“Kalau itu mah tergantung kondisi keuangan. Kita tunggu penyumbang-penyumbang berikutnya karena ini uang swadaya dan tak serupiah pun dari pemerintah,” jelasnya. (*)
*Reporter: Fitria Indah Saraswati