PROFESI-UNM.COM – Ramainya berita tentang mahasiswa yang ikut demontrasi menuntut pemotongan UKT mendapat ancaman dan teguran dari pihak kampus, direspon beragam oleh mahasiswa. Salah satu respon datang dari Menteri Sosial dan Politik (Mensospol) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Makassar (UNM) Risal Apandi, Senin, (27/7).
Risal berpandangan bahwa intimidasi yang didapatkan oleh teman-teman mahasiswa yang ikut demo merupakan hal yang wajar. Hal ini disebabkan kampus belakangan ini berada dalam momen-momen politik mulai dari pemilihan rektor hingga terakhir pelantikan wakil rektor.
“Yang terjadi belakangan ini berdampak terhadap bagaimana model kontestasi politik di fakultas dan jurusan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan demikian menurutnya, para mahasiswa sudah menjadi semakin sadar melihat kondisi kampus. Kondisi kampus saat ini yang sewenang-wenang karena kampus tak ubahnya seperti kerajaan yang dikuasi oleh raja-raja.
“Kampus tak lagi menjadi wahana pertarungan wacana dan ide. Namun lebih kepada pertarungan kuasa, tak ubahnya negara,” katanya
Lanjut, Ia mengatakan bahwa sudah banyak teori/pemikiran dari para tokoh untuk menghadapi hal-hal seperti itu, “Jawaban dari tindakan yang mereka berikan ke mahaiswa hanya ada satu, Lawan!,” tegasnya.
Selain dari itu, baginya masih banyak tuntutan yang harus ditanggapi oleh Lembaga Kemahasiswaan (LK). Salah satunya yaitu menyikapi kondisi yang saat ini tengah dihadapi mahasiswa dikampus.
*Reporter: Fikri Rahmat Utama