Geliat Literasi dari Nenek Mesang

Avatar photo

- Redaksi

Jumat, 10 Januari 2020 - 14:22 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PROFESIUNM.COM – Langkah kakinya suda mulai tidak kokoh lagi untuK menapak. Guratan di wajahnya sudah tidak bisa ia sembunyikan. Hanya satu dua helai rambut hitam yang masih tersisa di kepalanya. Sudah seperdua abad lebih, perempuan itu hidup di pinggiran Kota Bone.

Walau di usianya yang sudah senja itu, Mesang masihkerap kali mengurusi sawah dan ladang. Padahal, tenaganya sudah tidak sekuat kala muda, ia terpaksa harus bekerja demi rupiah untuk kelangsungan hidupnya. Beruntung, masih ada suami dan Aulia yang setia menemaninya. Saat ini, mereka berdualah yang bisa menghadirkan senyum di wajah Mesang.

Meski penat sehabis bekerja belum hilang betul, Mesang dan suaminya harus bergegas pulang jika langit sudah mulai menghitam. Ini semua karena pandangannya yang sudah tidak setajam dulu. Lagi-lagi, faktor usia tidak bisa berbohong. Sesampai di rumah, Mesang pasti menyempatkan waktunya untuk bermain dengan Aulia. Maklum, umurnya masih delapan tahun, ia masih bisa merengek jika tidak ditemani bermain.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Uduang bawang cucuku nak kalau selesai dari ladang nasaba’ orang tuanya kerjai’ di desa lain,” ujarnya.

Baca Juga :  Melawan Keterbatasan, Menyebarkan Inspirasi

Hidup di pinggiran Kota Bone membuat Mesang tak dapat mengenyam bangku sekolah. Bahkan untuk sekedar menuntaskan Sekolah Dasar (SD) saja ia tidak mampu. Jadi wajar, jika Mesang tak mengenal huruf. Untuk mengeja namanya saja, mungkin ia tak pernah.

Mesang adalah salah satu masyarakat Desa Pinceng Pute, Kecamatan Ajanglae yang terpaksa menjadi buta aksara. Namun, semangatnya untuk belajar membaca dan mengeja patut diacungi jempol. Terbukti dari seringnya ia ikut dalam kelas baca yang dibuat mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Negeri Makassar (UNM).

“Biar orang sudah nenek-nenek kalau soal belajar jangan mi’ malu,” ucapnya sembari mulutnya mengeja kata perkata.

Kedatangan mahasiswa PLS memang membawa misi untuk memberantas buta aksara di pedesaan terpencil. Dua bulan mereka ditugaskan untuk mengabdi di desa tersebut. Mesang mengaku sangat bersyukur atas hadirnya mahasiswa ini. Karena merekalah keinginan Mesang untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung bisa tercapai.

“Syukkuru’ nak kalian datangi kita ini kasih belajar ki’,” pungkasnya. Ditemani Aulia, Mesang menyusuri jalan perkebunan untuk mendatangi tempat belajar. Rasa hausnya akan ilmu membuat dirinya selalu antusias di tengah tubuhnya yang mulai rentan dan cepat letih. Wanita paruh bayah ini selalu merasa senang ketika waktu belajar tiba. Walau harus belajar di malam hari, Mesang menyebut itu bukan sesuatu yang bisa mematahkan semangat belajarnya.

Baca Juga :  Assi Si Manusia Mutan, Neurofibroma dan Prejudis

“Maaf bu guru terlambat ka’ baru pulang dari ladang,” katanya sambil menunjukkan senyum khasnya. Tak terasa dua bulan berlalu saat kedatangan mahasiswa itu. Sedikit demi sedikit, Mesang sudah mulai pandai mengeja dan menulis. Setidaknya, ia sudah mulai bisa membaca meski masih terbata-bata. “Bisa-bisa mi’ sedikit ini kubaca, hehe,”
tawanya.

Tiba saatnya mahasiswa itu harus pulang, tangis haru tak bisa lagi dibendung. Pelupuk kedua mata Mesang tiba-tiba basah dibanjiri tangisan. Hanya pelukan erat yang bisa ia hadiahi sebelum para mahasiswa itu pulang ke Kota Daeng. Ucapan terima kasih juga tak habis ia ucapkan.

“Salama’ki’nak, terima kasih banyak,” ujarnya sambil melingkarkan tangannya ke tubuh mahasiswa.(*)

*Berita ini telah terbit di Tabloid LPM Profesi edisi 237

Berita Terkait

Assi Si Manusia Mutan, Neurofibroma dan Prejudis
Mengenal Tiga Bentuk Sembah ala Keraton Surakarta Hadiningrat
Nur Athirah Hadis Terpilih Jadi Mapres Psikologi 2023
Simak 5 Tips Sukses Magang Bagi Mahasiswa
Mahasiswa KKP Gelar Webinar Dyslexia
Husain Syam Lantik Dekan FT dan Tenaga Pendidik UNM
Andi Naila Terpiih Jadi Putri Pendidikan Best Intelegensia 2020
Simak 12 Karya Pameran Pakar V HMPS PTP FT UNM
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 13 September 2023 - 16:40 WITA

Assi Si Manusia Mutan, Neurofibroma dan Prejudis

Minggu, 21 Mei 2023 - 23:03 WITA

Mengenal Tiga Bentuk Sembah ala Keraton Surakarta Hadiningrat

Senin, 3 April 2023 - 09:14 WITA

Nur Athirah Hadis Terpilih Jadi Mapres Psikologi 2023

Kamis, 9 Februari 2023 - 20:21 WITA

Simak 5 Tips Sukses Magang Bagi Mahasiswa

Kamis, 3 November 2022 - 13:59 WITA

Mahasiswa KKP Gelar Webinar Dyslexia

Berita Terbaru

Pendidikan Sejarah

Pameran Sejarah Jadi Wadah Edupreneurship dan Wisata

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:21 WITA

Fakultas Psikologi

Tim BKP Fakultas Psikologi Gelar Psikoedukasi Sex Education di PAUD Kartini

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:00 WITA

Himanis

UMKM Fest Wadah Promosi dan Pemberdayaan UMKM Lokal

Rabu, 7 Mei 2025 - 02:27 WITA