
PROFESI-UNM.COM – Festival Keadilan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Hukum Bisnis (Himahum) Universitas Negeri Makassar (UNM) yang berkolaborasi dengan Social Movement Institute (SMI) dan Lembaga Bantuan Hukum Makassar menjadi wadah diskusi antara pakar politik dan hukum, aktivis, mahasiswa, serta masyarakat umum. Kegiatan ini berlangsung di Taman FIS-H dan Gedung BU FEB UNM dan dihadiri Masyarakat dari berbagai kalangan.
Terdapat empat topik yang dibahas, yaitu pertama Reformasi di Masa Rezim Joko Widodo. Kedua, Anak Muda dan Gerakan Hak Asasi Manusia yang disampaikan oleh Fatia Maulidiyanti. Topik ketiga, Oligarki dan Pusaran Kekuasaan dibawakan oleh Haris Azhar. Terakhir, Sejarah Komite Politik, Visi, dan Mengapa Kita Perlu Membangun Politik Alternatif dibawakan oleh Eko Prasetyo.
Eko Prasetyo yang merupakan pendiri Social Movement Institute menyampaikan bahwa UNM merupakan kampus pertama di luar Jawa yang bersedia menyelenggarakan Festival Keadilan. Menurut Eko, Festival Keadilan adalah kegiatan yang tepat untuk saling berdiskusi mengenai berbagai topik seputar politik dan hukum.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dari 24 kota yang telah menyelenggarakan kegiatan ini, saat tiba di Makassar UNM bersedia untuk menjadi penyelenggara Festival Keadilan,” tuturnya saat menyampaikan materi, Rabu (27/3).
Festival Keadilan ini berlangsung selama kurang lebih 4 jam dimulai dengan pembukaan, dilanjutkan penyampaian materi, dan ditutup dengan sesi tanya jawab. Sebagai aktivis sosial yang aktif dalam pergerakan, Eko berharap aktivis, mahasiswa hingga masyarakat umum dapat bersinergi untuk terus melawan ketidakadilan dan mempertahankan hak-hak yang dimiliki.
“Sebagai rakyat terutama mahasiswa dan aktivis jangan berhenti perjuangkan keadilan dan perjuangkan hak-hak kalian, perjuangan ini juga untuk anak cucu kita,” harapnya. (*)
*Reporter: Elsa Amelia