
PROFESI-UNM.COM – Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar aksi demonstrasi di depan gedung fakultas FISH pada Rabu (26/2). Aksi ini bertujuan untuk mengawal tiga isu utama yang dinilai krusial dalam proses perkuliahan, yakni profesionalisme dosen, kelayakan sarana dan prasarana, serta praktik penjualan buku oleh dosen.
Ketua BEM FISH UNM, Fikran Prawira menjelaskan bahwa salah satu tuntutan utama dalam aksi ini adalah peningkatan profesionalisme dosen. Menurutnya, masih banyak dosen yang sering memindahkan jadwal perkuliahan secara sepihak, dan tidak menyampaikan materi yang sesuai dengan mata kuliah yang diajarkan.
Mahasiswa Hentikan Truk Jagung, Jadikan Tempat Spanduk Aksi
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami menuntut agar dosen lebih profesional dalam menjalankan tugasnya. Kehadiran di kelas, kesesuaian materi dengan mata kuliah, serta transparansi dalam sistem perkuliahan harus diperbaiki,” tegasnya.
Selain itu, mahasiswa juga mengeluhkan kondisi sarana dan prasarana yang tidak memadai. Beberapa ruang kelas di FISH UNM dinilai tidak layak karena kekurangan fasilitas dasar seperti AC, meja, dan kursi yang tidak seimbang dengan jumlah mahasiswa.
“Salah satu akar masalahnya adalah penggabungan dua kelas menjadi satu, yang menyebabkan jumlah mahasiswa dalam satu ruang kelas melebihi kapasitas ideal. Padahal, secara konsep, kelas perkuliahan seharusnya tidak diisi lebih dari 30 orang, sementara di fakultas ini bisa mencapai 40 sampai 60 orang lebih,” tambahnya.
Lembaga kemahasiswaan juga menyoroti permasalahan terkait LCD proyektor. Mahasiswa kerap diminta untuk mengumpulkan uang guna membeli LCD yang seharusnya disediakan oleh kampus. Ia menilai hal ini menunjukkan kurangnya kesiapan fakultas dalam menyelenggarakan perkuliahan tatap muka secara optimal.
Fikran mengungkapkan bahwa terdapat modus tertentu dalam penjualan buku, di mana dosen tidak mewajibkan pembelian secara langsung, namun memberikan sanksi tidak resmi kepada mahasiswa yang tidak membeli.
“Beberapa dosen mengatakan bahwa membeli buku tidak wajib, tetapi jika tidak membeli, mahasiswa dikatakan tidak hadir dipertemuan tersebut. Ini jelas tidak adil dan bisa memicu kesenjangan sosial di kelas,” ungkapnya.
Menanggapi aksi tersebut, Dekan FISH berkomitmen akan menindaklanjuti tuntutan yang disampaikan. Dan memberikan teguran tertulis kepada dosen yang terbukti melakukan pelanggaran. Fikran menegaskan bahwa lembaga kemahasiswaan akan terus mengawal realisasi komitmen ini. Serta memastikan setiap berita acara yang telah ditandatangani benar-benar ditindaklanjuti.
“Kami berharap birokrasi fakultas benar-benar menjalankan komitmen yang telah disepakati. Setiap isu yang kami angkat sudah dituangkan dalam berita acara, dan kami akan mengawalnya hingga ada tindakan nyata,” harapnya. (*)
*Reporter: Nur Mardatillah