PROFESI-UNM.COM – Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Karta Jayadi, secara resmi membuka Pertemuan Mahasiswa Teknik Mesin (PMTM) Forum Wilayah IX dan Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-XV. Sebanyak 34 perguruan tinggi dari berbagai daerah mengirimkan perwakilan mahasiswa dalam kegiatan ini ntuk pertama kalinya, mahasiswa menggunakan ballroom ini dalam skala nasional, berlangsung di Gedung Ballroom Teater Pinisi UNM pada Senin (23/6).
Dalam sambutannya, Karta Jayadi mengungkapkan kebanggaan atas semangat dan dedikasi mahasiswa teknik mesin yang hadir dari berbagai Perguruan Tinggi. Ia menyebut teknik mesin sebagai tulang punggung pembangunan bangsa, terutama dalam era transformasi teknologi yang semakin masif.
“Dasar dari segala kemajuan teknologi itu ada di teknik mesin. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menguasai teknologi, dan itu dimulai dari jurusan seperti ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Rektor juga menyampaikan bahwa teknologi modern seperti hipersonik dan sistem senjata pintar, memiliki akar kuat dalam ilmu teknik mesin. Oleh karena itu, ia menilai pentingnya mahasiswa teknik mesin tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga memiliki karakter, moral, dan visi kebangsaan.
“Saya senang simbol ‘M’ teknik mesin digambarkan bergerigi. Itu tanda karakter. Tapi di balik ketangguhan itu, harus ada akal dan budi. Harus humanis,” jelasnya.
Lebih jauh, Karta Jayadi menyinggung isu ketimpangan pembangunan antara wilayah barat dan timur Indonesia, terutama dalam hal fasilitas pendidikan tinggi. Ia menegaskan bahwa kampus-kampus di kawasan timur harus mendapat fasilitas yang setara dengan perguruan tinggi besar di Jawa.
“Kenapa hanya ITS dan ITB yang punya alat-alat canggih? Anak-anak kita di timur juga cerdas. Saya tidak ingin ada ketimpangan lagi. Kalau perlu, kita bagikan fasilitas secara merata,” tegasnya.
Dalam sambutan yang bernuansa nasionalisme dan persatuan itu, Karta Jayadi mengajak mahasiswa untuk membangun solidaritas lintas kampus, lintas daerah, dan menjadikan Muswil ini sebagai titik awal perjuangan bersama dalam mendorong kemajuan teknologi di Indonesia.
“Ini bukan sekadar musyawarah, tapi gerakan kolektif anak bangsa. Jangan biarkan jarak geografis menjadi sekat. UNM adalah rumah kita semua. Silakan pakai gedung ini, silakan jadikan Makassar sebagai pusat gagasan,” ucapnya.
Sebagai penutup, ia menyampaikan permohonan maaf jika ada kekurangan dalam penyambutan dan menyampaikan salam hangat untuk seluruh peserta yang hadir dari berbagai daerah. “Selamat datang di UNM, selamat datang di Makassar. Kalau ada yang kurang berkenan, itu akan jadi catatan kami. Tapi ketahuilah, UNM selalu terbuka untuk kalian semua,” pungkasnya.(*)
*Reporter: Yusri Saputra