
PROFESI-UNM.COM – Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi yang menyoroti berbagai kebijakan pemerintah. Dalam aksi tersebut mahasiswa UNM menyoroti 3 isu penting yang mereka anggap merugikan rakyat. Aksi tersebut berlangsung pada Kamis (20/02)
Pada aksi Indonesia gelap, grand isu pertama yakni mengenai efisiensi anggaran. Hal ini diketahui bahwa adanya pemotongan anggaran kementerian dari pemerintah.
Isu kedua adalah masalah RUU yang telah disahkan kemarin bahwa setiap kampus diperbolehkan untuk mengelola tambang. Tentu ini menjadi perkara yang patut dipertanyakan sebab kampus merupakan penyedia pendidikan, bukan pengelola tambang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketiga, para mahasiswa membawakan isu-isu proyek strategi nasional mereka anggap banyak sekali tidak berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Pedagang Meraup Keuntungan Dari Demonstrasi Aksi
Ashabul, selaku ketua koordinator lapangan fakultas psikologi mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah sangat tidak berorientasi pada masyarakat.
Mahasiswa psikologi tersebut menyoroti bahwa kebijakan pemerintah seperti makanan gratis sangatlah tidak etis. Ia beranggapan bahwa kebijakan tersebut hanyalah bentuk kebobrokan dari pemerintah.
“Makanan gratis ini lahir bukan dari suatu kajian ilmiah, melainkan kepentingan kebobrokan dari pemerintah,” ucapnya.
Selain itu, ia juga menyoroti bagaimana pemotongan efisiensi anggaran akan mempengaruhi mahasiswa. Ia mengungkapkan bahwa hal tersebut tentu akan membuat UNM menaikkan biaya pendidikan bagi para mahasiswa.
“Yang paling berdampak besar dari efisiensi ini adalah banyaknya kampus yang akan menaikkan UKT, khususnya UNM.”
Terakhir dalam wawancaranya, Ashabul menjelaskan bahwa hadirnya mahasiswa sebagai bentuk advokasi kepada pemerintah dan birokrasi yang ada. (*)
*Reporter: St. Masyita Rahmi