PROFESI-UNM.COM – Dalam hidup, kita sering kali menuntut diri untuk menjadi yang sempurna. Kita ingin selalu berhasil, tidak membuat kesalahan, dan ingin memenuhi semua ekspektasi. Namun, tanpa kita sadari, kebiasaan itu bisa berubah menjadi tekanan berat, tekanan yang datang bukan hanya dari orang lain, melainkan dari diri sendiri.
Banyak orang mengira bahwa bersikap keras pada diri sendiri merupakan bentuk motivasi. Akan tetapi, jika dilakukan secara terus-menerus hal tersebut justru bisa berbahaya terhadap diri sendiri. Secara mental, sikap ini dapat memicu stres berkepanjangan, kecemasan, dan bahkan bisa mengakibatkan depresi. Perasaan yang tidak pernah cukup akan membuat seseorang kehilangan kepercayaan diri sendiri, selalu menyalahkan diri sendiri, dan sulit merasa puas atas apa yang telah diraihnya.
Tips Tetap Semangat Belajar di Tengah Kesibukan Harian
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain berdampak di mental. Kesehatan fisik pun juga bisa terganggu. Hal ini disebabkan dari stres berat yang terus dipendam. Sehingga, bisa menyebabkan gangguan tidur seperti insomnia. Selain itu, ada juga yang mengalami perubahan nafsu makan. Ada yang makan berlebihan untuk menenangkan diri, ada juga yang kehilangan selera makan sama sekali. Dalam jangka panjang, stres kronis bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, bahkan bisa mengakibatkan diabetes.
Satu hal penting dalam hidup yang perlu diingat yaitu belajar untuk menerima diri kita apa adanya. Mengakui bahwa ketika mempunyai kekurangan bukan berarti kita menyerah, tapi justru hal tersebut adalah cara agar lebih jujur pada diri sendiri. Kita tidak perlu menunggu jadi sempurna terlabih dahulu baru merasa pantas untuk dicintai dan dihargai.
Selain itu, Kita juga perlu kasih ruang pada diri sendiri ketika kita merasa di versi gagal kita. Ketika kita merasa gagal, tidak ada salahnya untuk istirahat dulu, nangis, atau ngerasa kecewa. Itu manusiawi banget. Tapi setelah itu, kita juga punya kesempatan untuk bangkit lagi, dengan cara yang lebih tenang, lebih bijak.
Melakukan hal-hal yang bikin hati senang, seperti gambar, main musik, nulis, atau hobi lainnya, bisa sangat membantu kita dalam hal ngeluarin emosi dan ngurangin stres. Di samping itu, punya tujuan hidup yang realistis juga sangat penting, supaya kita punya arah tanpa merasa terbebani.
Kadang, berbicara sama orang yang kita percaya seperti sahabat, atau keluarga bisa membuka sudut pandang yang lebih sehat. Kita sering lupa kalau menjadi manusia itu wajar buat salah, capek, dan tidak harus kuat terus-menerus.
Belajar untuk tidak terlalu keras sama diri sendiri, bukan berarti hidup kita menjadi lemah. Justru itu adalah cara untuk membuat kita tetap waras dan bahagia. Karena jadi dewasa itu bukan soal selalu kuat, tapi soal tahu kapan harus bertahan dan kapan harus pelan-pelan memeluk diri sendiri. (*)
*Reporter: Eka Septi Irianti