Massa Aksi Kritik Kurangnya Kebebasan Berekpresi di UNM

Avatar photo

- Redaksi

Rabu, 27 September 2023 - 18:59 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aksi Unjuk rasa Mahasisw UNM di depan menara pinisi (Foto: Sunan jaya)
Aksi Unjuk rasa Mahasisw UNM di depan menara pinisi (Foto: Sunan jaya)

PROFESI-UNM.COM – Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar (FIP UNM), Muhammad Thamrin mengkritisi terkait kurangnya kebebasan berekpresi di kampus oranye ini. Kritikannya tersebut ia sampaikan saat orasi unjuk rasa di depan )Gedung Menara Pinisi, Selasa (26/9).

Thamrin sapaannya mangatakan bahwa adanya masalah tentang keterbatasan kebebasan berpendapat di UNM. Sebagai contoh adanya oknum dosen yang datang terlambat, namun ketika dikomunikasikan malah dianggap tidak sopan.

“Pernah dilaporkan bahwa dosen terlambat datang. Tiba dimana mahasiswa terlambat datang, dia langsung kasih keluar dari kelas,” katanya

Lebih lanjut, Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa oknum dosen kadang menganggap mahasiswa tidak sopan hanya karena adanya perbedaan berpendapat.

“kadang juga ketika kita berpendapat, dosen menganggap kita kurang ajar.

Mereka gunakan emosi pribadinya bukan sebagai akademisi yang menerima kebebasan berekspresi mahasiswa.”, lanjutnya

Sehubungan dengan hal tersebut, Thamrin juga mengeluhkan tentang adanya oknum dosen yang memaksa mahasiswa membeli buku sebagai bahan kuliah. Tak hanya itu, dosen tersebut juga mengharuskan para mahasiswa untuk bayar di tempat.

Baca Juga Berita :  Jamaluddin Dorong Mahasiswa PKK Kembangkan Karya Yang Ada

“Di FIP itu sendiri, banyak dosen yang mengharuskan mahasiswanya membeli buku sebagai bahan kuliah. Mereka membagi langsung buku ke mahasiswa yang kemudian disuruh bayar ditempat,” keluhnya.

Hal ini juga sudah pernah dilaporkan kepada pimpinan jurusan. Selain itu, ia juga melakukan komunikasi dengan oknum dosen tersebut namun belum mendapatkan kepastian.

“Saya sudah konsultasi secara personal pimpinan jurusan. Mereka memang bilang bahwa penjulan buku memang boleh dilakukan, tapi tanpa paksaan,” jelasnya.(*)

*Reporter: Sunan Jaya/editor: Muh. Akbar

Berita Terkait

LK FEB UNM Serukan Solusi Efektif Atasi Krisis Sarpras Pendidikan
FIKK UNM Gelar Aksi Solidaritas Peringati Hari Buruh Nasional
Massa Aksi Tutup Jalan Depan UNM, Tuntut Keadilan bagi Buruh
Mahasiswa UNM Turun Aksi Peringati Hari Buruh
[FOTO] Aliansi Mahasiswa UNM Serukan Isu Pendidikan, Politik hingga Lingkungan di Hari Buruh Internasional
Inpres No 1 Tahun 2025 Dianggap Menjadi Akar Permasalahan
Aliansi BEM Se-Kota Makassar Lakukan Seruan Aksi Meninjau 100 Hari Prabowo-Gibran Menjabat
Tolak Komersialisasi Pendidikan, Aliansi Mahasiswa UNM Adakan Meja Demokrasi
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 3 Mei 2025 - 14:41 WITA

LK FEB UNM Serukan Solusi Efektif Atasi Krisis Sarpras Pendidikan

Jumat, 2 Mei 2025 - 23:13 WITA

FIKK UNM Gelar Aksi Solidaritas Peringati Hari Buruh Nasional

Jumat, 2 Mei 2025 - 01:03 WITA

Massa Aksi Tutup Jalan Depan UNM, Tuntut Keadilan bagi Buruh

Kamis, 1 Mei 2025 - 22:57 WITA

Mahasiswa UNM Turun Aksi Peringati Hari Buruh

Kamis, 1 Mei 2025 - 22:25 WITA

[FOTO] Aliansi Mahasiswa UNM Serukan Isu Pendidikan, Politik hingga Lingkungan di Hari Buruh Internasional

Berita Terbaru

Pendidikan Sejarah

Pameran Sejarah Jadi Wadah Edupreneurship dan Wisata

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:21 WITA

Fakultas Psikologi

Tim BKP Fakultas Psikologi Gelar Psikoedukasi Sex Education di PAUD Kartini

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:00 WITA

Himanis

UMKM Fest Wadah Promosi dan Pemberdayaan UMKM Lokal

Rabu, 7 Mei 2025 - 02:27 WITA