
PROFESI-UNM.COM – Dosen Pendidikan Teknik Mesin (PTM) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) menyalurkan ide kreatif dengan mengolah limbah oli bekas dan minyak jelantah. Tim Dosen Program Kemitraan Masyarakat (PKM) FT UNM yang terdiri A. Muhammad Idhkan, Andi Muhammad Irfan, dan Iswahyudi Indra Putra membuat sebuah inovasi dengan limbah rumah tangga yang bisa dimanfaatkan kembali oleh Masyarakat. Pembuatan Burner Bahan Bakar Oli Bekas dan Minyak Jelantah ini terletak di Dusun Maradda, Desa Bonto Padang, Kabupaten Bone.
Burner bahan bakar menjadi ide yang mereka olah dan menerapkannya di Masyarakat. Burner adalah suatu alat penghasil api untuk memanaskan produk yang menggunakan bahan bakar gas, padat, atau cair misalnya gas LPG, batu bara, minyak tanah. Beberapa burner memiliki saluran udara masuk untuk mencampur bahan bakar gas dengan udara untuk membuat pembakaran sempurna.
Inovasi yang dikerjakan di Dusun Maradda ini tujuan utamanya adalah pengolahan limbah, karena banyaknya limbah seperti oli bekas dan minyak jelantah yang jika dibuang sembarangan akan menyebabkan pencemaran lingkungan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, A. Muhammad Idhkan yang juga menjadi Tim Dosen PKM FT UNM ini mengatakan Inovasi yang dibuat ini mengarah ke pengolahan limbah dengan baik. Limbah seperti oli itu bisa dijadikan bahan bakar jika diproses dengan cara yang tepat, maka dari itu kita buatkan wadah untuk limbah seperti itu diubah menjadi bahan bakar dengan cara pembuatan burner untuk mengolah limbah tersebut.
“Inovasi yang dilaksanakan ini lebih kearah pengolahan limbah, jadi limbah oli tersebut kan bisa diubah jadi bahan bakar, namun kalau tidak wadah untuk diubah menjadi bahan bakar itu susah untuk dilaksanakan. Jadi dibuatkan pembakarannya yaitu barner atau simpelnya dibuatkan kompor untuk media pembakaran,” tuturnya.
Lebih lanjut, Idhkan sapaan akrabnya menjelaskan proses terjadinya pembakaran pada kompor berbahan bakar oli bekas dan minyak jelantah. Kompor yang digunakan adalah kompor dengan rancangan khusus yang dibantu dengan blower. Kompor yang telah dirancang dan dibuat selanjutnya dimasukkan oli bekas atau minyak jelantah, kemudian terjadi proses pemanasan. Saluran burner akan bekerja maksimal untuk mencampur bahan bakar dan menghasilkan pembakaran sempurna yang nantinya bahan bakar tersebut sudah bisa digunakan.
“Kompor tersebut dimasukkan olinya, nanti disitu terjadi proses pembakaran. Oli itu dipanaskan dulu, setelah panas olinya, baru bisa dibakar, setelah olinya dibakar baru bisa digunakan untuk memasak, tapi kompor yang digunakan itu bukan kompor biasa, kompor yang dirancang memang agar aman digunakan dan sesuai dengan untuk apa yang digunakan, dan kompor tersebut dibantu dengan blower agar apinya bisa berwarna biru,” jelasnya.
Sementara itu, Iswahyudi Indra Putra yang tergabung dalam Tim Dosen PKM FT UNM ini mengatakan bahwa inovasi yang dibuat dari aspek banyak aspek ini sangat bagus, dikarenakan bahan bakar yang mudah didapatkan, dan menjadi salah satu alternatif warga sekitar untuk memasak, disamping harga gas LPG yang melonjak naik dan sulit didapatkan di daerah tersebut.
“Dari segi bahan bakar itu bagus, dan inovasi seperti ini dari segi pengembangan dan ingin dibuat lebih sederhana lagi itu bisa, manfaatnya itu sebagai jalur alternatif warga untuk kebutuhan dapur seperti memasak, dan limbah oli tidak terbuang atau digunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, dan bisa diterapkan dimasyarakat luas,” jelasnya.
Lebih lanjut, Yudi sapaan akrabnya menjelaskan mengenai desain kompor yang digunakan dalam pemanfaatan oli bekas dan minyak jelantah agar bisa terpakai oleh Masyarakat sekitar ini termasuk desain yang mudah, dan akan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing, disamping itu, kompor berbahan bakar oli bekas dan minyak jelantah ini bisa digunakan dimana saja untuk memasak dikarenakan desain kompor yang sangat simple.
“Desain yang kami buat untuk inovasi ini bisa dibuat lebih simple lagi, tergantung kebutuhan masyarakat. Dan banyak faktor yang mendukung dan alat ini bisa digunakan dimana saja sebagai media untuk memasak atau membakar,” tuturnya.
Kegiatan PKM ini bagian dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) dan dikembangkan oleh tim dosen pengembang yang kemudian melibatkan mahasiswa terutama mahasiswa Diploma Empat (D4). Tujuan dilibatkannya mahasiswa agar kedepannya mereka bisa berfikir untuk kedepannya sebagai tugas akhir nantinya atau dikembangkan lebih bagus lagi. mahasiswa juga terbiasa tentang kegiatan serupa yang berhubungan dengan Masyarakat dan ilmu keteknikannya dan tentang pengembangan teknologi agar bisa belajar di luar ranah akademik yang didapatkan dikampus. (*)
*Reporter: Aliefiah Maghfirah Rahman