PROFESI-UNM.COM – Mahasiswa Jurusan Elektronika Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) berhasil membuat inovasi berupa alat bilik disinfektan dalam upaya penanggulangan virus Corona (Covid-19), Kamis (2/4).
Salah satu upaya dalam mencegah penyebaran virus Corona yaitu membekali diri dengan APD (Alat Pelindung Diri) dan bilik disinfektan. Hal tersebut dikarenakan terjadinya kelonjakan terhadap kebutuhan APD serta bilik disinfektan yang semakin langka.
Melihat hal seperti itu, mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika FT UNM ini terinspirasi untuk membuat bilik disinfektan sendiri yang diberi nama Automatic Sterilization Chamber.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika, Nurhayundahrin yang juga salah satu perancang alat tersebut mengatakan bahwa alat itu dibuat untuk mensterilkan orang-orang di dalam bilik disinfektan tersebut.
“Kita menggunakan cell solar ultrasonik untuk mendeteksi orang-orang yang masuk. Kemudian nozzle akan melakukan penyemprotan cairan desinfektan di dalamnya,” katanya.
Berikut, prinsip kerja dari alat Automatic Sterilization Chamber tersebut:
- Ketika pengguna melangkah masuk kedalam tabung, maka akan terdeteksi oleh sensor diikuti suara bunyian ‘bib’ sebanyak dua kali dan secara otomatis peralatan akan aktif.
- Pada saat pengguna berada dalam chamber, sprayer akan menyemprotkan cairan berupa embun/kabut yang mengenai seluruh permukaan badan selama minimal 3 detik (ditandai bunyi bib).
- Jika bunyi bib berhenti, pengguna boleh keluar dan secara otomatis alat akan mati.
Untuk sekarang ini, alat tersebut hanya diproduksi dua, sebagai bentuk percobaan. Salah satunya ditempatkan di Pelataran Pinisi UNM. Di samping itu, Rektor UNM, Husain Syam menyatakan kesiapannya untuk memproduksi secara massal alat tersebut.
“Seandainya ini kita minta kepada pemerintah Kota Makassar dan Sulsel, jika memang dinilai ampuh dalam penanggulangan Covid-19, maka UNM siap memproduksi massal untuk disumbangkan,” pungkasnya.

Lanjut, mantan Dekan FT UNM 2 periode ini juga mengatakan, UNM akan memberikan biaya untuk membuat alat tersebut, “Jadi kita akan memberikan pembiayaan untuk memproduksi sebanyak mungkin untuk digunakan begitupun dengan alat pelindung muka (masker),” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa tidak mau terlalu pusing persoalan biaya produksinya, jika hal itu memang sangat dibutuhkan, “Saya tak mau tau berapa jumlahnya. Jika memang dibutuhkan kita produksi sebanyak mungkin,” tambahnya.(*)
*Reporter: Muhammad Resky/Editor: Dewan Ghiyats Yan Galistan