
PROFESI-UNM.COM- Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMA Manajemen) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Training OF Advocacy yang berlangsung di Balai Kota Makassar pada tanggal 22 Februari – 23 Februari 2025.
Training Of Advocacy ini diikuti oleh pengurus HIMA Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis periode 2025-2026 serta mahasiswa Manajemen yang telah mengikuti LK Satu.
Ardiansyah, panitia pelaksana Training Of Advocacy menjelaskan dalam acara Training of Advocacy, peserta mendapatkan tujuh materi utama, yaitu: Falsafah Pergerakan Mahasiswa, Pengantar Advokasi, Metode Dan Teknik Riset, Agitasi serta Propaganda Massa Dan Media Massa, Lobi Dan Negosiasi, Strategi Dan Teknik Advokasi, serta Manajemen Aksi. Sebagai penutup, panitia juga menyelenggarakan simulasi aksi langsung dan memberikan sertifikat kepada para peserta.
“Hal ini dilakukan supaya peserta betul-betul paham terkait salah satu jenis advokasi non literasi,” jelasnya.
Lanjut, ia mengatakan tujuan dari dilaksanakannya Training of Advocacy (TOA) adalah untuk memberikan pemahaman mendalam kepada pengurus HIMA Manajemen FEB UNM mengenai advokasi dan alasan di balik pelaksanaannya. Dengan demikian, ketika melakukan aksi, pengurus tidak sekadar meneriakkan slogan, tetapi benar-benar memahami serta menyepakati substansi perjuangan yang mereka usung.
“TOA ini di tujukan kepada pengurus HIMA Manajemen FEB UNM itu untuk memberikan pemahaman mendalam terkait apa itu advokasi dan mengapa kita harus melakukan advokasi agar ketika saat melakukan advokasi dalam artian aksi pengurus tidak hanya asal mengatakan hidup, kami ingin ketika dijalankan pengurus betul-betul tau apa yang mereka sepakati,” ujarnya.
Terakhir, ia berharap Melalui kegiatan ini kedepannya masyarakat dapat memahami alasan di balik aksi mahasiswa yang turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi rakyat, sehingga tidak muncul anggapan bahwa demonstrasi hanya sekadar menutup jalan tanpa makna dan tujuan yang jelas.
“Melalui Training of Advocacy ini, kami berharap mereka benar-benar memahami alasan mengapa mahasiswa masih turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi rakyat. Jangan sampai timbul anggapan bahwa aksi yang dilakukan hanya sekadar menutup jalan tanpa memahami makna dan tujuan sebenarnya,” harapnya.(*)
*Reporter: Khaiqal Wahyu