PROFESI-UNM.COM – Universitas Negeri Makassar (UNM) Fakultas Seni dan Desain (FSD) sukses adakan Kuliah Perdana Semester Genap 2024-2025 bersama Todd Dias. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium FSD UNM Kampus Parangtambung, Senin (20/01).
Kuliah perdana ini diadakan bersama Todd Dias sebagai Konsul – Jenderal Australia di Makassar, dengan topik ‘Menjaga Relasi Indonesia dan Australia Melalui Institusi Pendidikan Seni’. Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor UNM.
UKM Seni Selenggarakan Mappasili
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karta Jayadi, selaku Rektor UNM, memohon maaf karena datang tidak tepat waktu pada kegiatan ini. Namun, ia tetap memberikan sambutan kepada seluruh mahasiswa FSD serta Dosen FSD dalam mengawali kuliah perdana.
Dalam sambutannya, Karta Jayadi merespon beberapa materi terkait yang telah dibawakan oleh Todd Dias beserta beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa FSD.
“Yang saya tunggu dari mahasiswa adalah pertanyaan yang terbaik. Pertanyaan yang terbaik itu tidak harus pintar, tapi pandai memanfaatkan kesempatan. Jika Pak Todd membuka sesi pertanyaan, pertanyaan yang tepat itu biasa begini, ‘Bagaimana saya bisa studi di Australia dengan Ielts 400 atau 300,” ucapnya.
Tak hanya itu Rektor UNM menyampaikan pendapatnya bagaimana jika Konjen Australia Makassar membuat afirmasi bagi mahasiswa.
“Contohnya juga pertanyaan ‘Apakah bisa Konjen Australia Makassar membuka afirmasi bagi mahasiswa yang memiliki Ielts 300 atau 400 dan masuk kampus training tiga bulan atau satu tahun. Itu contoh, agar banyak mahasiswa yang bisa menyusul ke Australia,” ucapnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Karta Jayadi memberikan harapannya kepada Konsultan Australia agar bisa membantu para mahasiswa belajar dan lanjut ke luar negeri.
“Saya harap dengan adanya Konsultan Australia Makassar semasa jabatan di sini, bisa membantu kalian semua,” harapnya.
Karya Jayadi juga menambahkan dengan kedekatan hubungan Australia dan Makassar membuka kesempatan yang baik bagi kita semua.
“Mahasiswa yang sudah mau selesai ini, lanjut saja di Australia. Karena dia lebih dekat dari kita, bagaimana pun juga di Australia sudah dipelajari bahasa Indonesia. Jadi jangan membiarkan kesempatan ini tidak ada hasilnya. Pokoknya Australia is the best for Indonesia,” tambahnya. (*)
*Reporter: Nurkhaerunnisa Aszahra Saleh.
