
PROFESI-UNM.COM – Bulan Ramadhan merupakan waktu yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama sebulan penuh, umat Islam menjalankan ibadah puasa dengan menahan lapar dan haus dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Namun, kurangnya asupan cairan selama berpuasa dapat menimbulkan risiko dehidrasi, yang berpotensi mengganggu kesehatan dan aktivitas sehari-hari.
Cara Mudah Menjaga Kesehatan di Tengah Kesibukan Kuliah
Menurut ahli gizi, memenuhi kebutuhan cairan tubuh selama puasa sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh serta mencegah berbagai masalah kesehatan, seperti sakit kepala, lemas, gangguan pencernaan, hingga penurunan konsentrasi. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi air putih selama waktu berbuka hingga sahur.
Strategi Pemenuhan Cairan
Dokter spesialis gizi klinis, dr. Rina Sari, M.Gizi, Sp.GK, menyarankan pola minum air putih dengan aturan 2-4-2, yaitu:
Pertama, Dua gelas saat berbuka puasa.
Kedua, Empat gelas sepanjang malam hingga sebelum tidur.
Dan ketiga, Dua gelas saat sahur.
“Metode ini membantu tubuh tetap terhidrasi tanpa membebani sistem pencernaan. Hindari minuman berkafein seperti teh atau kopi secara berlebihan, karena dapat meningkatkan pengeluaran cairan dari tubuh,” jelas dr. Rina.
Dampak Dehidrasi Saat Puasa yaitu, kurangnya asupan cairan dapat menyebabkan dehidrasi yang ditandai dengan rasa haus berlebihan, bibir kering, urine berwarna pekat, hingga pusing. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menurunkan produktivitas dan meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya.
Selain air putih, konsumsi buah dengan kadar air tinggi seperti semangka, mentimun, dan jeruk juga dapat membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Dengan menerapkan pola minum yang baik dan memperhatikan asupan cairan selama bulan Ramadhan, umat Muslim dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih sehat dan bugar. Tetap jaga kesehatan dan perbanyak minum air putih agar tubuh tetap segar sepanjang hari. (*)
*Reporter: Muh. Apdal Adriansyah