PROFESI-UNM.COM – Andi Gagah Palarungi Taufik menjadi wisudawan terbaik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM). Penghargaan tersebut ia peroleh dalam pergelaran wisuda di Ballroom Teater, Menara Pinisi UNM, Senin (5/12).

Dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,75, Andi Gagah, sapaannya, mengaku motivasi utamanya ingin menyelesaikan studi dengan cepat dan baik adalah orangtua. Ia ingin menjadi kebanggaan dan memberikan yang terbaik bagi orang tuanya.

“Orang tua menjadi motivasi utama saya ingin menyelesaikan studi dengan cepat dan baik. Selain itu, saya hanya ingin memaksimalkan yang terbaik untuk mereka dan menjadi kebanggaan bagi mereka meskipun tiada untaian kata yang indah dan tiada perbuatan yang setara untuk membalas jasa orang tua kita,” ungkapnya.

Selain IPK tinggi, mahasiswa Program Studi (Prodi) Statistika ini juga beberapa kali memperoleh prestasi lain seperti juara favorit Lomba Debat Ilmiah Nasional, Lolos Pendanaan PKM (Skim PKM-RE), dan menjadi salah satu penerima Beasiswa Bank Indonesia.

Tak hanya di bidang akademik, Andi Gagah juga aktif dalam beberapa organisasi, antara lain founder komunitas sosial bernama Hand-Link Social Project, pengurus GenBI sebagai Kordinator Deputi Pendidikan periode 2021-2022, menteri kemahasiswaan BEM FMIPA UNM periode 2021-2022, dan Duta Kampus UNM

Mahasiswa asal Wajo ini mengatakan semua tantangan semasa kuliah tak ia jadikan sebagai kendala maupun hambatan, melainkan sebagai sebuah proses dalam berkembang karna ia yakin hal besar butuh perjuangan yang besar pula.

“Tentu ada tantangan yang dilalui untuk sampai di pencapaian ini namun saya memandang tantangan tersebut sebagai sebuah proses dalam berprogress dan tidak memandangnya sebagai sebuah hambatan atau halangan karena saya yakini untuk mencapai sesuatu yang besar juga dibutuhkan effort yang besar dan kesiapan, kematangan mental yang cukup”, katanya.

Ia pun menyebutkan tantangan mendasar yang ia hadapi adalah menentukan skala prioritas dan manajemen waktu antara akademik, organisasi dan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Tantangannya bagaimana saya mampu mengatur skala prioritas saya dan manajemen waktu saya antara akademik, organisasi dan juga pada saat itu kegiatan program MBKM berupa Pejuang Muda Kemensos RI yang tentu kesulitannya adalah waktu senggang dan senang saya berkurang, lelah apalagi dan mengatur waktu menjadi sebuah fokus utama tersendiri bagi saya,” tuturnya.

Terakhir, ia menyampaikan tidak pernah berusaha mencapai posisi sebagai wisudawan terbaik, hanya memaksimalkan yang terbaik pada setiap apa yang telah menjadi tugas dan tanggung jawabnya, baik itu akademik maupun non-akademik.

“Saya tidak pernah sedikitpun berusaha untuk mencapai itu dan tidak pernah melakukan upaya-upaya untuk mencapai itu. Namun, yang dapat saya sampaikan cukup dengan kita memaksimalkan yang terbaik pada setiap apa yang telah menjadi tugas dan tanggung jawab kita baik dari akademik maupun non-akademik karena saya yakin mereka yang terbaik juga pasti telah melewati berbagai macam proses yang membuat ia pantas meraih itu,” ujarnya.

Reporter: Nurul Mutmainna/Editor: Andi Gusmaniar Irnawati