PROFESI-UNM.COM – Adalah rasa malu yang sangat dalam yang menjadi penyebab munculnya salah satu perusahaan paling berbakat di abad lalu.

Pada tahun 1997 Reed Hastings menyewa film Apollo 13, salah meletakkannya. lalu lupa mengem- balikan ke VHS pada waktunya. Enam minggu kemudian, ketika akhirnya membawa kaset video tersebut ke tempat persewaan, ia terkena denda sebesar $40 karena keterlambatan mengembalikan. “Itu murni kesalahan saya,” ingatnya.

Hastings membayar denda terscbut tetapi dengan perasaan sangat malu sehingga ia tidak ingin bercerita kepada istrinya. “Lalu saya berpikir, “Baiklah, sekarang saya akan menjadikan keutuhan perkawinan saya sebagai jaminan atas denda keterlambatan ini”.

Setibanya di rumah, Ia segera mengaku, lalu Ia pun mulai berpikir tentang Internet, sebuah teknologi baru yang muncul (DVD) tentang mengganti pita VHS berukuran besar, dan bagaimana sebuah bisnis dapat berjalan tanpa mengenakan denda keterlambatan membayar yang menyebalkan.

Gagasan ini menjadi suatu obsesi. Suatu hari dalam perjalanannya ke tempat olahraga, Hastings melihat bahwa tempatnya biasa berolahraga memiliki model bisnis yan lebih baik daripada tempat Ia menyewa video, yaitu Anda membayar $30 sampai $40 tiap bulan dan dapat berolahraga sesering yang anda inginkan.

Tiba-tiba, semua pemikiran mulai saling bertabrakan. Apakah mungkin membuat bisnis persewaan film melalui surat, menghapus denda keterlambatan, dan meminta pelanggan untuk membayar uang langganan setiap bulan seolah-olah mereka adalah anggota dari sebuah klub kebugaran?.

Beberapa hari kemudian, Hastings pergi ke Tower Records di Santa Cruz, membeli beberapa CD audio, memasukkannya ke dalan amplop, lalu mengirimkan kepada dirinya sendiri. “Diperlukan waktu dua puluh empat jam sampai surat tiba di rumah saya,” ingat Hastings. “Saya membukanya dan semuanya masih dalam kondid baik. Itu sungguh menggembirakan.”

Orang yang telah melakukan eksperimen kecil ini sudah mene mukan dan menjual satu perusahaan senilai $750 juta, pada tahun yang sama ketika Ia harus membayar denda keterlambatan sebesur $40. la juga menjual penyedot debu dari pintu-ke-pintu, terlatih sebagai petugas Marinir, dan mengajar aljabar dan geometri di barat Laut Swaziland, di sana Ia tinggal dalam rumah beratap jerami dan tidur di atas pelbet sebagai anggota Korps Perdamaian. “Jika Anda pernah membonceng berkeliling Afrika dengan uang sepuluh dolar- di kantong, memulai suatu bisnis menjadi tidak terlalu menegang kan,” katanya.

Ketika Ia berada di Korps Perdamaian pada tahun 1985, Hastings memuruskan untuk mengambil pascasarjana di bidang sains komputer. la lulusan matematika dari Bowdoin College, mendapati abstraksi ini “indah dan menawan hati”. Karena berasal dari Boston, Ia ingin masuk ke MIT, tetapi tidak diterima. Hastings justru mendapat undangan dari Universitas Stanford. “Saya belum pernah pergi ke California dan tiba di sana di akhir musim panas,” ingatnya

“Saat berjalan menuju kampus, saya melihat sebuah pohon palem, Pohon itu kering dan berwarna cokelat. Saya bertanya dalam hati, Di manakah akarnya?” Tetapi dalam satu minggu, saya jatuh cinta pada California.”

Lulus dari Universitas Stanford, pekerjaan pertamanya adalah di Adaptive Tehnology, di sini Ia mengembangkan sebuah alat bantu untuk debugging perangkat lunak. Setelah tiga tahun Hastings meninggalkannya pada tahun 1991 untuk bekerja di Pure Software, sebuah perusahaan yang membuat produk untuk memperbaiki perangkat lunak. Untuk insinyur berusia tiga puluh satu tahun tanpa pengalaman dalam manajemen ini, Ia mendapati dirinya tidak memiliki alat yang membuatnya mampu berhadapan dengan tantangan yang membuka jalan menuju kantor CEO.

“Ketika perusahaan berkembang dari 10 menjadi 40, lalu 120, lalu 320, lalu 640 karyawan, saya menemukan saat itu saya benar-benar di bawah air yang tepat di atas kepala saya,” katanya. “Saat itu saya ibarat mendayung kayak, dan saat mendayung kayak jika Anda fokus pada masalah, Anda sangat mungkin menabrak bahaya. Saya fokus pada air yang aman dan apa yang saya inginkan untuk terjadi. Saya tidak menghiraukan suara-suara skeptis,”. Kedua, setelah kehilangan rasa percaya diri, Ia mencoba memecat dirinya sebagai CEO. Tetapi jajaran direksi menahannya. Pendapatan meningkat dua kali lipat setiap tahun, dan Hastings belajar bagaimana menjadi pengusaha yang sebenarnya. Pada tahun 1995, ia membawa perusahaan menjadi perusahaan publik. Dua tahun kemudian, ia menjualnya ke Rational Software seharga $750 juta.

Jadi ketika Hastings mendapat gagasan untuk bisnis persewaan filmnya yang baru, Ia juga memiliki alat untuk mendanainya. Hal yang baik. Netflix merugi selama empat tahun berturut-turut sebelum menembus keuntungan pada tahun 2002, tahun ketika perusahaan pada akhirnya menjadi perusahaan publik. Harapan melakukan IPO lebih cepat gagal karena kehancuran dot-com yang tidak diduga oleh Hastings sebelumnya. “Sulit untuk mengetahui jika Anda ada di dalam gelembung.” katanya. Ini menjadi periode yang sulit, saat Hastings harus berkata kepada karyawannya. “Besok ketika Anda kembali ke kantor, jika apa yang Anda lakukan tidak membuat pelanggan merasa senang, atau tidak menggerakkan perusahaan untuk maju dan menghemat uang, lebih baik Anda tidak pergi ke kantor. Segala sesuatu yang kita lakukan harus memenuhi ketiga kriteria tersebut,”

Tetapi beberapa perusahaan pernah mengalami salah satu dari kemajuan yang bermuara pada rencana bisnis, tetapi jarang terealisasi.

Pada satu tahun pertama, Hastings menerima 239.000 pendaftar. Sekarang Netflix memiliki lebih dari 24 juta pendaftar yang membayar sedikitnya $8,99 setiap bulan untuk mendapatkan akses ke perpustakaan film dan TV show. Perusahaan akan memperoleh pendapatan lebih dari $3 miliar pada tahun 2011 dan pendapatan operasional yang kemungkinan lebih dari setengah miliar dolar.

Hastings telah mengubah cara sebuah bisnis hiburan mencapai khalayaknya dan cara khalayaknya mengakses konten. Model bisnisnya yang baru melewati melewati  challenge dari Walmart dan juga membuat transisi Blockbuster, yang mengalami kebangkrutan reorganisasi pada tahun 2010 dan terjual dalam lelang pada bulan April 2011. Netflix juga sukses membuat transisi melalui layanan Pos AS untuk mengalirkan video ke dalam rumah melalui komputer, iPad, TV, dan tempat  permainan. Pengiriman DVD saat ini menurun ketika lebih banyak pengguna  mengalirkan media hiburannya ke dalam rumah-rumah mereka.  Majalah Time menyebut Hastings sebagai salah satu dari seratus orang paling berpengaruh pada tahun 2011.

“Menjadi seorang pengusaha,” katanya, “membutuhkan kesabar-an dan kegigihan, bukan capaian yang cepat. Segala sesuatu yang hebat memang sulit dan membutuhkan waktu  yang panjang”.

Tulisan ini dikutip dari buku “World Changers: 25 Enterpreneur Pengubah Bisnis” Oleh John A. Byrne halaman 51-54 diterbitkan oleh Elex Media Komputindo tahun 2011. (*)

*Reporter: Mustika Fitri

Komentar Anda

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan