PROFESI-UNM.COM – Kelompok 6 Kuliah Kerja Profesi (KKP) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar workshop dengan tema “Pelatihan Emosional Coaching untuk Meningkatkan Keterampilan Pekerja Sosial dalam Merespon Emosi Anak Usia Dini” sebagai bentuk realisasi atas program kerja kelompok, Kamis (21/10).
Workshop ini disambut baik oleh Pimpinan UPT PPRSA Inang Matutu Makassar, Andi Rouva Ardianti. Dalam sambutannya Ia menyampaikan terima kasih kepada kelompok KKP yang telah mengadakan workshop.
“Saya sangat berterima kasih kepada kelompok KKP karena telah mengadakan pelatihan dengan tema yang sangat menarik, semoga workshop ini dapat menambah keterampilan baru kepada para peksos (baca: pekerja sosial) dan staf yang ada di Inang Matutu terutama dalam menangani emosi APM (baca: anak penerima manfaat),”ucapnya.
Kegiatan workshop ini juga dibuka oleh Dekan Fakultas Psikologi UNM secara daring. Dalam sambutannya dekan Fakultas Psikologi UNM, Daud memberikan apresiasi kepada kelompok KKP di UPT PPRSA Inang Matutu atas tema workshop yang dianggap sangat menarik dan diharapkan memberikan manfaat pada pekerja sosial yang berada disana.
Workshop ini dilaksanakan di aula UPT PPRSA Inang Matutu Makassar dengan mengundang dua pembicara hebat yaitu Wilda Ansar selaku dosen bidang perkembangan di Fakultas Psikologi UNM dan juga Kartika Cahyaningrum selaku Psikolog Klinis di LPPT Widya Prasthya Makassar.
Dalam pemaparan materi, Wilda Ansar menyampaikan bahwa orang tua dan guru penting untuk mengetahui perkembangan emosi anak usia dini. Karena setiap anak memiliki karakteristik perkembangan emosi sesuai dengan perkembangannya.
“Kita tidak bisa memaksa kepompong untuk menjadi kupu-kupu jika belum waktunya. Sama seperti anak, kita tidak bisa memaksa anak berperilaku seperti apa yang kita harapkan, jika memang belum waktunya. Makanya perlu orangtua tahu emosi anak umur 0-1 itu seperti apa, usia 1-2 tahun oh ternyata usia segini anak sudah mulai merasa iri kepada orang lain, dan usia selanjutnya itu perkembangan emosinya seperti apa,” jelasnya.
Sementara itu, Kartika Cahyaningrum menyampaikan bahwa langkah-langkah coaching emotional yang dapat dilakukan baik itu orang tua maupun guru kepada anak.
“Hal yang bisa dilakukan guru dan orangtua untuk merespon emosi anak yaitu pertama perkenalkan emosi pada anak. Langkah kedua memperhatikan setiap emosi yang dirasakan anak. Langkah ketiga jangan mengabaikan setiap emosi yang ditunjukkan oleh anak. Langkah keempat jangan mengkritik atau menilai setiap emosi yang ditunjukkan oleh anak. Langkah yang terakhir yaitu tunjukkan kepada anak bagaimana mengeksperikan emosi dengan tepat,” ujarnya.
*Reporter: Anita Nur Fadhilah Halid