PROFESI-UNM.COM – Meski belum dilaunching, Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Sulawesi Selatan (Sulsel) terus kembangkan jejaring. Perkumpulan Penulis Satupena merupakan komunitas penulis yang terbentuk di 34 provinsi dari Aceh hingga Papua.

Koordinator Satupena Sulsel, Rusdin Tompo menyambangi Nazaruddin Umar Office (NUO) di Ruko Permatasari Jl Sultan Alauddin Makassar, Selasa, (8/3). NUO merupakan lembaga yang didirikan oleh Prof Dr KH Nazaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal.

Pada kesempatan itu, Satupena Sulsel diajak kerjasama oleh Kepala Kantor NUO, Syahruddin Umar, untuk mengadakan diskusi bulanan di kantor NUO. Sebelumnya, Satupena Sulsel juga diundang mengadakan kegiatan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin, Makassar. Kegiatan dalam bentuk temu penulis itu, rencananya akan ditindaklanjuti dengan penulisan buku bunga rampai oleh anggota Satupena Sulsel.

“Nanti teman-teman diminta menulis sesuai latar belakang dan isu atau tema yang diminati. Tulisan dibuat selama Ramadan. Setelah itu dibukukan dan diluncurkan,” papar Dr Firdaus Muhammad, Dekan FDK UIN Alauddin, ketika menyampaikan usulannya.

Sementara itu, program strategis Satupena adalah menciptakan ekosistem yang sehat bagi penulis, membuka akses dan koneksi ke industri, serta penghargaan bagi penulis. Bersama pemangku kepentingan lainnya, diharapkan Satupena dapat mewujudkan Kota Literasi di daerahnya.

Selaku Ketua Umum Pengurus Pusat, Denny JA, telah memberi arahan kepada Koordinator Provinsi untuk membentuk WAG dengan anggota 100 orang. Amanah itu sudah terlaksana. Kini, WAG Satupena Sulawesi Selatan, sudah berjumlah 100 orang.

Tahap selanjutnya, akan diadakan penyusunan data base anggota, kemudian membentuk formatur untuk menyusun pengurus Satupena Sulsel. Pengurus ini yang nanti akan membuat program untuk 5 tahun ke depan.

“Soal bentuk dan komposisi kepengurusan, diserahkan pada kita, sesuai kondisi daerah dan kebutuhan. Pendekatan kita, bukan sepenuhnya sebagai organisasi formal, tapi lebih ke semi komunitas, biar lebih lincah dan fleksibel,” jelas Rusdin Tompo.

Selanjutnya, setelah kepengurusan terbentuk, akan dilaunching keberadaan Satupena Sulsel. Bentuk acaranya berupa diskusi dan pertunjukan “BUKU, RUPA DAN MUSIK”. Buku dan musik merupakan agenda strategis Satupena. Ini salah satu cara untuk menggaet milenial dan generasi Z.

Selain Koordinator provinsi, Satupena juga punya 7 Koordinator Pulau. Sejauh ini, mereka yang bergabung di grup Perkumpulan Penulis Satupena Sulawesi Selatan berasal dari beragam profesi, gender, dan genre kepenulisan.

Ada beberapa guru besar, yakni Itji Diana Daud (Unhas), Kembong Daeng (UNM), dan Ahmad M Sewang (UIN Alauddin). Ada pula Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNM, Sukardi Weda dan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin, Firdaus Muhammad.

Selain itu Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan, Suryadi Culla, Ketua PARFI Sulsel, Syahriar Tato Lacoste, aktivis dan mantan anggota DPR RI, Asmin Amin, sastrawan dan sutradara teater Yudhistira Sukatanya, aktor dan penyair Aspar Paturusi, serta Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pangkep, Lukman Murtala juga merupakan juga bergabung dalam Perkumpulan Penulis SatuPena Sulawesi Selatan.

Akademisi yang bergabung di Satupena Sulsel juga berasal dari lintas kampus. Mereka ada yang dari UNM, Unhas, Unismuh, UMI, juga UIM. Selain akademisi, latar belakang dan asal daerah anggota Satupena Sulsel juga sangat beragam. (*)

*Reporter: Mujahidah

Komentar Anda

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan