PROFESI-UNM.COM – Sejak 30 tahun Kampus VI Universitas Negeri Makassar (UNM) sektor Bone berdiri, masalah pembangunan dan pembenahan kampus sepertinya masih menjadi masalah yang tak kunjung usai. Meski sudah lebih baik dari tahun awal didirikan namun kebersihan kampus dan pembenahan fasilitas masih sangat butuh sentuhan. Janji optimalisasi kampus masih sangat jauh dari kata layak.
Pembangunan aula Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Bone masih belum kunjung dilakukan. Dua tahun sudah pengajuan proposal pembangunan aula itu tak kunjung digubris, mahasiswa pun mulai mengeluh sewaktu-waktu aula itu akan rubuh.
Pasalnya, aula tempat mahasiswa berkegiatan tersebut sudah tak layak pakai. Atapnya sudah sangat lapuk, serta dinding yang tak lagi kokoh berdiri, sekali digoyang saja bisa segera rubuh.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa PGSD Bone Riska menilai belum adanya perbaikan aula ini menjadi masalah serius bagi pelaksanaan program kerja lembaga.
“Takut maki kalau mau ki kegiatan disitu, sewaktu-waktu bisa rubuh. Teman-teman sudah takut sebenarnya pakai itu ruangan, tapi ya terpaksa masih kita pakai karena nda ada mi lagi ruangan bisa di pakai,” tuturnya.
Sehingga Ia berharap secepatnya ada dana untuk perbaikan. Aula ini menjadi hal penting bagi kegiatan mahasiswa dan kegiatan kampus lainnya.
“Yang kami butuhkan sekali itu aulanya kita untuk berkegiatan, kalau boleh secepatnya ada dana untuk perbaikan,” katanya pada reporter Profesi.
Jika melihat daerah sekitaran kampus, sepintas memang tampak indah. Tapi jika memasuki area kampus, sangat berbeda jauh dari penampakan depannya. Sekeliling ruangan kelas tampak dikelilingi semak-semak, terdapat banyak rawa, serta ruangan yang tak terurus.
“Memang begini kampus UNM Bone kak, banyak rawa. Biasa ji ada yang membersihkan tapi sore pi mungkin baru dia datang,” kata ketua umum Hima PGSD Bone.
Sekretariat pun tak memadai dengan jumlah lembaga. Pasalnya, sekretariat tersebut tak pernah mendapatkan pembenahan. Lembaga yang tak mendapat jatah sekret terpaksa menggunakan ruangan kelas sebagai sekretariat.
“Sebenarnya ini ruangan kelas, tapi dipakai sementara sama anak-anak UKM untuk dijadikan sekret,” ujar Andi Tendri menunjukkan kelas yang dialih fungsikan sebagai sekret itu.
Masalah kerusakan aula tersebut seharusnya menjadi tugas rumah wajib bagi UNM. Kepala UPP UNM Bone, Abdul Hafid mengatakan pengajuan proposal sudah dilakukan namun belum ada respons.
“Rencana pembangunan disini itu aula yang ditunggu-tunggu, pak rektor pernah katakan insya Allah akan direnovasi. Tapi mungkin karena pandemi atau alasan apa, kita di sini adalah pengguna bukan pengambil kebijakan jadi kita sebatas mengusulkan. Itu renovasi sudah diusulkan tahun lalu, mungkin 2022 baru ada,” tuturnya.
Meski begitu, Abdul Hafid mengaku maklum jika kampus Parepare lebih diperhatikan dibanding kampus Bone.
“Kalau di Parepare kan ada sembilan jurusan, jadi wajar kalau wow disana toh. Disini kan satu ji PGSD saja. Ya mau membandingkan Parepare dengan di sini, oh tidak bisa. Karena di sana sembilan prodi yang tentu berkontribusi, di sini satu prodi itu pun unit pelaksana,” ujarnya.
Pihak rektorat pun seolah lepas tangan, pasalnya rektor UNM tak lagi pernah mengunjungi kampus UNM Bone ini selama dua tahun belakangan.
“Pak rektor nda datang sejak pandemi, terakhir datang itu 2019. Masuk 2020 dan 2021 itu belum. Rektor monitoring kondisi yang ada di kampus,” katanya.
Menanggapi proses pembangunan kampusnya, Abdul Hafid hanya menjelaskan jika dibandingkan dengan lima tahun terakhir. Kini kampus UNM Bone lebih baik dari sebelumnya, sudah mulai ada perkembangan.
“Kalau perkembangannya terasa. Lima tahun terakhir terasa banyak perkembangan kecuali memang aula yang belum, tapi kita tetap optimis,” katanya.
Lebih lanjut, Ia mengatakan beberapa pembenahan sementara dilakukan dua tahun terakhir ini dengan adanya bantuan dari pihak fakultas.
“Luar biasa selama ini kita dari isi fasilitas perkuliahan, dibanding sebelumnya. Tembok pagar dibelakang itu, nanti dua tahun yang lalu diplester pakai dana pemimpin fakultas,” tambahnya. (tim) (*)
*Tulisan ini telah terbit di tabloid edisi 254